Senin, 08 Oktober 2012

Definisi Peramalan atau Forecasting (Perancangan Teknik Industri)



Peramalan merupakan aktivitas pertama dalam penentuan jadwal produksi di masa depan. Peramalan didasarkan pada penentuan (prediksi) jumlah demand sebuah produk yang kemudian akan dijadikan sebagai target produksi.

Ada dua pengkategorian metode-metode peramalan :

Berdasarkan Sifatnya :
1. Teknik-teknik kualitatif
Teknik ini digunakan apabila data masa lalu tidak tersedia atau walaupun tersedia namun jumlahnya tidak mencukupi sesuai dengan yang dibutuhkan. Teknik kualitatif mengkombinasikan informasi dengan pengalaman, penilaian, dan intuisi untuk menghasilkan pola-pola dan hubungan yang mungkin dapat diterapkan dalam memprediksi masa yang akan datang. Teknik-teknik kualitatif didasarkan atas pendekatan akal sehat (common sense) dalam menyaring informasi ke dalam bentuk yang bermanfaat.

Beberapa metode yang tercakup dalam teknik-teknik kualitatif antara lain visionary, panel consensus, brainstorming, antipatory survey, role playing, dan lain-lain.

Teknik kualitatif paling sesuai diterapkan dalam dua kondisi berikut :
1. Tidak terdapat atau kurangnya data kuantitatif yang berkualitas. Misalnya, dalam peramalan peluang bagi produk atau pasar yang baru.
2. Terdapat data kuantitatif yang cukup, namun terdapat faktor-faktor tertentu yang menyebabkan teknik kualitatif lebih sesuai untuk diterapkan. Misalnya, meskipun terdapat data yang cukup mengenai kondisi historis ekonomi Indonesia, kondisi-kondisi non ekonomi (politik dan sebagainya) sangat mempengaruhi keadaan di masa depan.

Sedangkan keterbatasan-keterbatasannya antara lain :
1. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa hasil yang berbeda dapat timbul jika digunakan metode pengumpulan informasi yang berbeda.
2. Terdapat kemungkinan timbulnya penilaian-penilaian yang overconfidence.
3. Adanya fenomena “groupthink” dimana pemikiran yang menyimpang dari konsensus kelompok akan ditekan. Efek dari groupthink ini adalah berkurangnya pendapat-pendapat kritis.

2. Teknik-teknik kuantitatif
Dalam teknik ini, pola historis data digunakan untuk mengekstrapolasi (meramalkan) masa datang. Terdapat dua teknik kuantitatif yang utama : analisis deret waktu (time series analysis) dan model struktural (structural model) atau model kausal.
Berdasarkan Jangkauan (Horison) Waktunya :
1. Peramalan jangka pendek
Peramalan jangka pendek ini memberikan hasil peramalan dalam jangka waktu 1 tahun atau kurang. Peramalan jangka pendek ini biasanya memberikan hasil yang paling akurat.
2. Peramalan jangka menengah
Peramalan jengka menengah digunakan untuk meramalkan kondisi dalam jangka waktu 1 tahun sampai dengan 5 tahun ke depan.
3. Peramalan jangka panjang
Peramalan jangka panjang digunakan untuk meramalkan kondisi dalam jangka panjang (lebih dari 5 tahun ke depan). Hasil peramalan ini biasanya digunakan untuk bahan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pasar, studi kelayakan, perencanaan kapasitas, dan lain-lain.

ATURAN-ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN



Memberi ukuran besaran-besaran geometrik dari bagian benda harus menentukan secara jelas tujuannya. Untuk itu semua bagian di dalam gambar harus dijelaskan sedetail mungkin agar gambar tersebut bila dibaca orang lain dapat dengan mudah dimengerti maksudnya. Menempatkan ukuran suatu objek dapat dilaksanakan pada masing-masing bagian disertai penunjukan ukuran antara garis sumbu dengan garis sumbu.
9.1 GARIS UKUR DAN GARIS BANTU
Untuk menentukan ukuran sebuah dimensi linier, ditarik garis-garis bantu melalui batas gambar pandangan benda, dan garis ukurnya ditarik tegak lurus; ada pengecualiannya, pada garis bantu (Gambar 9.1). Sebuah garis ukur, dengan mata panahnya, menunjukkan besarnya ukuran dari suatu permukaan atau garis sejajar dengan garis ukur. Garis bantu dan garis ukur ditarik dengan garis tipis.
Garis bantu ditarik sedikit melebihi, kira-kira 2 mm, garis ukur.
Dibeberapa negara seperti Amerika, garis bantu tidak langsung berhubungan dengan garis gambar, tetapi dengan jarak sedikit, untuk membedakan garis gambar dengan garis bantu.

9.2 TINGGI DAN ARAH ANGKA UKUR
Angka ukur atau huruf-huruf harus digambar dengan jelas pada gambar aslinya maupun pada salinan gambar yang diperkecil. Oleh karena itu angka-angka dan huruf-huruf harus digambar sebesar mungkin.
Angka-angka dan huruf-huruf harus diletakkan di tengah-tengah dan sedikit di atas garis ukur.
Hampir seluruh ukuran dari gambar yang diperlukan merupakan ukuran horizontal atau vertikal. Ukuran yang pertama harus dapat dibaca dari bawah gambar, sedangkan ukuran yang kedua harus dapat dibaca dari sebelah kanan gambar, seperti pada Ini berarti bahwa angka ukur horizontal harus terletak di atas garis ukur, dan ukuran vertikal harus terletak sebelah kiri garis ukur. Angka dan garis ukur mempunyai jarak sedikit.
Angka-angka ukur yang tidak horizontal maupun vertikal, harus ditulis sesuai dengan garis ukurnya, seperti tampak pada. Sedapatnya ukuran-ukuran jangan diletakkan di daerah yang diarsir pada gambar 9.3, yaitu daerah antara sudut 300
Ukuran sudut ditulis seperti pada  Disini garis ukurannya berupa garis lengkung. Azas dasar yang
harus dipertahankan di sini adalah bahwa garis ukur harus merupakan garis tulis. Jadi angka selalu harus di atas garis ukur, kecuali pada

9.3 UJUNG DAN PANGKAL GARIS UKUR
Ujung dan pangkal dari garis ukur harus menunjukkan di mana garis ukur mulai dan berhenti. Ada tiga cara untuk menunjukkan ini, yaitu dengan anak panah tertutup, garis miring dan titik Cara dengan garis miring banyak dipergunakan dalam bidang sipil dan arsitektur. Dalam bidang permesinan cara ini tidak dipergunakan, bentuk anak panah ditentukan oleh perbandingan panjang dan tebal sebagai 2 : 1, dan harus dihitamkan.
Tanda titik dipakai bilamana tidak cukup tempat untuk menempatkan anah panah. Ini pada umumnya terdapat pada ukuran berantai, atau pangkal ukuran beruntun
9.4 UKURAN DAN TOLERANSINYA
Angka ukuran yang menunjukkan ukuran benda pada umumnya tidak dapat dipenuhi dengan tepat. Batas-batas ketidak tepatan ini harus dinyatakan dalam gambar juga. Cara-caranya diperlihatkan pada
(a) Ukuran dengan toleransinya, yang ditentukan dalam ISO 2769 “Penyimpanan ukuran yang diizinkan pada pengerjaan dengan mesin tanpa penentuan toleransinya”
(b) Ukuran dengan ketentuan toleransi linie
(c) Ukuran dengan lambang toleransi, yang menentukan toleransi, sesuai dengan ISO/R296 ‘ Sistim ISO tentang batas dan suaian: Bagian I Umum, toleransi dan penyimpangan”
Ukuran teoritis tepat tanpa toleransi linier, yang ditentukan oleh ISO 1101/I “Toleransi bentuk dan posisi: Bagian I Umum, Penunjukan dalam gambar” (Gambar 9.7 (d)). Dalam hal ini toleransi posisi harus diterapkan pada posisi yang sebenarnya, yamg telah ditentukan oleh ukuran ini.
(d) Ukuran yang biasanya tanpa toleransi; dipakai hanya sebagai bahan informasi. Ini disebut dimensi referensi dan tidak menentukan operasi produksi atau pemeriksaan.

MEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA DASAR-DASAR PEMBERIAN UKURAN


Membaca gambar adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang teknisi, oleh karena itu dalam menyajikan gambar, kita perlu memperhatikan aturan-aturan yang berlaku dalam menggambar, diantaranya ialah memberikan ukuran yang benar dan mudah dimengerti.
1. Prinsip Dalam Memberikan Ukuran.
Untuk memberikan penjelasan yang lengkap pada suatu gambar kerja, maka semua keterangan yang diperlukan harus dicantumkan terhadap gambar kerja tersebut. Ukuran dan simbol tanda pengerjakan sebagai kelengkapan gambar harus diberikan secara lengkap, masuk akal, sederhana dan mudah. Ukuran yang kurang lengkap atau meragukan akan menghambat proses produksi karena pelaksanaan dilapangan harus mempertanyakan kembali kepada perencana sehingga proses produksi menjadi lama dan tidak efisien.
Oleh karena itu ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam memberikan ukuran terhadap gambar kerja yaitu sebagai berikut.
• Harus dipikirkan bagaimana benda tersebut akan dibuat dan ukuran mana saja yang perlu diberikan.
• Pemberian ukuran tidak boleh terlalu sedikit atau berlebihan tetapi harus merata pada semua pandangan proyeksi.
• Pemberian ukuran harus masuk akal, efektif dan efisien untuk menghindari kesalahan pada tingkat pelaksanaan dilapangan.
• Pada benda-benda tuangan perlu juga dipikirkan ukuran-ukuran modelnya.
2. Macam-macam Pemberian Ukuran.
Dalam pemberian ukuran gambar kerja yang perlu diperhatikan adalah : garis-garis penunjukan ukuran, garis bantu ukuran, angka ukuran dan simbol-simbol dalam penunjukan ukuran.
Ketentuan untuk tanda panah:
Pada prinsipnya cara pemberian ukuran ada tiga macam yaitu :
1. Penunjukan ukuran berantai atau seri. Cara ini biasanya untuk benda kerja yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, berarti toleransinya besar. Ukuran berantai yaitu masing-masing ukuran berfungsi.
.
Sering juga pengganti ukuran berantai dipakai ukuran ordinat
2. Penunjukan ukuran Paralel atau Bertingkat. Ukuran paralel yaitu ukuran-ukuran yang seluruhnya diambil dari sebuah basis. Cara ini biasanya untuk memberikan ukuran pada bendabenda yang teliti toleransi ukuran dapat dicantumkan pada pemberian ukuran, dimulai dari daerah basis ukuran.
3. Penunjukan Ukuran Gabungan Seri dan Paralel. Cara ini banyak dipakai karena memberikan tampilan gambar yang lebih baik, lebih efektif dan efisien.
Gambar 4: Ukuran Gabungan Seri dan Paralel
Rangkuman :
Pada prinsipnya cara pemberian ukuran ada tiga macam yaitu :
• Penunjukan ukuran berantai atau seri: yaitu pemberian ukuran dimana masing-masing ukuran berfungsi.
• Penunjukan ukuran Paralel atau Bertingkat, yaitu ukuran-ukuran yang seluruhnya diambil dari sebuah basis.
• Penunjukan Ukuran Gabungan Seri dan Paralel. Cara ini banyak dipakai karena memberikan tampilan gambar yang lebih baik, lebih efektif dan efisien.

Uraian Materi 2:
Dalam memberikan ukuran pada gambar kerja sangat banyak ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan, karena bentuk atau bagian benda itu juga sangat beragam. Misalnya; silinder, bola, segi empat, radius, tirus, dan lain-lain.
Agar lebih mudah dimengerti dan dipahami maka akan disajikan
contoh-contoh sekaligus dalam menerapkan ketentuan-ketentuan dalam
memberikan ukuran pada gambar kerja.
1. Garis penunjukan ukurandan garis bantu ukuran adalah garis tipis, garis sumbu, garis tebal, garis putus-putus tidak boleh dijadikan garis penunjukan ukuran.Tanda panah dan penem patan angka-angka ukuran yang baik adalah seperti pada contoh dipasal / bab sebelumnya.

2. Garis ukuran sedapat mungkin dibuat diluar gambar benda, agar tidak kelihatan ruwet. Tetapi tidak boleh memberikan kesan terlalu jauh dari bagian yang diberi ukuran.
3. Garis penunjukan sedapat mungkin tidak saling potong memotong tetapi menyebabkan terlalu jauh dari bagian yang diberi ukuran dan memberi kesan kurang jelas.
• Angka ukuran dengan ukuran 3 mm, ditaruh garis penunjukan ukuran ± 0,5 – 0,8 mm, kira-kira ditengah-tengah.
• Garis bantu ukuran dibuat melebihi garis penunjukan ukuran kurang lebih 1 mm.
Gambar 2.4: Garis bantu ukuran dilebihkan 1 mm
• Pemberian ukuran harus dibuat merata pad semua proyeksi, tetapi harus dihindari pemberian ukuran dua kali dari bagian ukuran yang sama.
• Pemberian ukuran sedapat mungkin pada garis benda/garis nyata hindari pemberian ukuran pada garis yang tidak kelihatan (strip).
Pada X salah, untuk itu lebih baik pada pandangan depan dilakukan pemotongan terlebih dahulu.
 ukuran-ukuran banyak terdapat pada pandangan kiri. Kalau kita perhatikan benda ini, bandar dan tekuk bawah berfungsi. Oleh sebab itu, ukuran-ukuran tersebutmutlak diperlukan.
tekuk pada pandangan muka tidak berfungsi, sedangkan tekuk yang tampak pada pandangan kiri (gambar sebelah kanan) berfungsi. bandar dan dinding bandar sebelah kiri pada pandangan muka berfungsi dan ditentukan dari sisi vertikal kanan. Konis berfungsi diukur dari dasar. Sebaiknya terutama ukuran-ukuran kalau memungkinkan diletakkan pada pandangan muka. Ukuran-ukuran yang terdapat pada pandangan yang lain, bersifat pembantu ukuran-ukuran yang terdapat pada pandangan muka.
Pada gambar kemiringan berfungsi dari dasar.  kemiringan berfungsi diukur dari ukuran sisi atas Garis ukuran baik dan benar ini ukuran 6 mm yang terdapat pada pandangan kiri tidak terdapat, sebab ukuran 6 mm adalah menunjukkan ketebalan. Oleh sebab itulaah maka ukuran 6 mm diletakkan pada pandangan atas.
Untuk menunjukkan ukuran tali busur, panjang busur dan sudut adalah sebagai berikut.
Angka ukuran pada daerah yang diarsir harus diberikan ruang kosong dengan menghindarinya dari garis arsir.
Garis ukuran pada gambar yang diarsir
Dalam memberikan ukuran sebaiknya antara bagian luar dan bagian dalam dari suatu benda dipisahkan.
Cara pemberian ukuran untuk ujung yang dimiringkan 450 atau 300 adalah sebagai berikut.
Penunjukan ukuran pada ulir dalam dan ulir luar adalah sebagai berikut.
Dalam memberikan ukuran untuk kemiringan dan ketirusan dari suatu benda adalah sebagai berikut.
Agar ukuran menjadi jelas, dapat dilakukan seperti gambar contoh, kemiringan berlawanan arah dengan garis arsir.
.Jarak antara garis penunjukan ukuran paralel ± 10 mm untuk memberi kesan yang baik tidak terlalu ruwet dan tidak terlalu jauh. Ukuran utama suatu benda (gambar kerja) harus diberikan untuk menentukan besarnya bahan.
Untuk lengkungan dengan jari-jari besar dapat digambar seperti contoh. Kemudian untuk menunjukan benda yang dibulatkan ujungnya adalah sebagai berikut.Menunjukkan benda yang dibulatkan ujungnya
Pemberian ukuran pada alur pasak adalah sebagai berikut.
Penunjukan ukuran untuk bagian-bagian yang kecil/sempit panah dapat dibuat saling berhadapan, atau kalau tdak menghindari dapat diganti tanda titik.
Untuk pemberian ukuran pada gambar susunan dapat dilakukan sebagai berikut.
21.Pemberian ukuran untuk benda bulat (bola) dan lingkaran dengan simbol ø.
Untuk pemberian ukuran dengan simbol diameter (ø) dan jarak lubang lingkaran sebagai berikut.
Keterangan: Bila dalam mengukur ukuran pertama ada kekurangan atau kelebihan dan bila hal ini berlaku pula dalam pengukuran selanjutnya, maka kesalahan akan mengganda.
Dalam beberapa hal tertentu untuk simbol segi empat (bujur sangkar) atau bidang segi empat maka diberi simbol sebagai berikut.
Rangkuman 2:
Agar lebih mudah dimengerti dan dipahami maka memberikan ukuran pada gambar kerja adalah sebagai berikut:
1. Garis penunjukan ukuran dan garis bantu ukuran adalah garis tipis, garis sumbu, garis tebal, garis putus-putus tidak boleh dijadikan garis penunjuk an ukuran.
2. Garis ukuran sedapat mungkin dibuat diluar gambar benda, agar tidak kelihatan ruwet. Tetapi tidak boleh memberikan kesan terlalu jauh dari bagian yang diberi ukuran.
• Angka ukuran dengan ukuran 3 mm, ditaruh garis penunjukan ukuran ± 0,5 – 0,8 mm, kira-kira ditengah-tengah.
• Garis bantu ukuran dibuat melebihi garis penunjukan ukuran kurang lebih 1 mm.
• Pemberian ukuran harus dibuat merata pad semua proyeksi, tetapi harus dihindari pemberian ukuran dua kali dari bagian ukuran yang sama.
• Pemberian ukuran sedapat mungkin pada garis benda/garis nyata hindari pemberian ukuran pada garis yang tidak kelihatan (strip).
• Untuk menunjukkan ukuran tali busur, panjang busur dan sudut adalah sebagai berikut
• Agar ukuran menjadi jelas, dapat dilakukan seperti gambar contoh, kemiringan berlawanan arah dengan garis arsir.
• Jarak antara garis penunjukan ukuran paralel ± 10 mm untuk memberi kesan yang baik tidak terlalu ruwet dan tidak terlalu jauh.
• Ukuran utama suatu benda (gambar kerja) harus diberikan untuk menentukan besarnya bahan.
• Untuk lengkungan dengan jari-jari besar dapat digambar seperti contoh.
• Kemudian untuk menunjukan benda yang dibulatkan ujungnya adalah sebagai berikut.
• Pemberian ukuran pada alur pasak adalah sebagai berikut.
• Penunjukan ukuran untuk bagian-bagian yang kecil/sempit panah dapat dibuat saling berhadapan, atau kalau tdak menghindari dapat diganti tanda titik.
• Untuk pemberian ukuran pada gambar susunan dapat dilakukan sebagai berikut.
• Pemberian ukuran untuk benda bulat (bola) dan lingkaran dengan simbol ø. untuk pemberian ukuran dengan simbol diameter (ø) dan jarak lubang lingkaran sebagai berikut. Dalam beberapa hal tertentu untuk simbol segi empat (bujur sangkar) diberi simbol sebagai berikut